12/07/15

 

Pada Dermaga Renta

Akhirnya, semua akan kembali pada dermaganya
Pada persingghan bahagia tempat melepas tawa bersama
Diatas jembatan kasih yang menjadikan satu dalam sukma

Selalu dulu, pada dermaga renta itu
Dedaun tawa kita untai bersama
Reranting rindu kita balut mesra
Bebatang kasih kita dekap saying
Pun akar-akar kesetiaan terlontar sebagai ikrar

Ya…
Bersamamu dan dermaga itu kita temu teduh yang begitu syahdu
Menjelama semacam tudung yang membalut lembut relung jiwa
Serta semacam jubbah yang membungkus raga penuh manja


Dan suatu ketika semua terjadi
Maka, biarlah dinding langit melukis tawa, rindu, kasih pun kesetiaan yang kita rangkai. Sebagai memoarabadi pada persingghan akhir mentari

Sketsa KONTAN, 2011




Lelaki Penyepuh Kabut

Entah mengapa senja ini engkau buram
Sedang tadi bahagia masih kulihat menggantung pada badan
Mungkin lelah peneyebabnya
Mungkin jenuh coba mencipta kelampada kembaramu atau ada duka yang menyumpal pada batinmu

Lalu kau pun tetap diam pada sudut itu
Kembali menenun senyum beku seraya membisu tanpa selontar kata yang terurai
Hanya mampu mencipta Tanya duka

Saat itu angina pun enggan menyapa dirimu
Burung-burung pun tak mampu berkicau dihadapanmu, pun selimut senja ikut mendung melihat tindakmu

Ah!!!
Baiknya aku pun coba untuk sejenak bungkam dan menyikapi arti kediamanmu
Agar nanti kembali dapat ku temu gurat suka pada paras tenangmu
Yang selalu setia menyepuh kabut menjadi pelangi mimpi hidup, bagiku dan mereka

Sketsa KONTAN, 2011


*Dimuat dalam buka “Kanvas Sastra”. Antologi puisi mahasiswa Se-Sumatera Utara tahun 2011.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Statistik

Blog M

BLOGger Medan